PROPOSAL USAHA JAMUR

Proposal usaha jamur adalah bagian yang juga penting diketahui oleh petani jamur di indonesia. Dalam hal ini saya akan mengulas mengenai usaha budidaya jamur tiram putih. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur kayu yang sangat baik untuk dikonsumsi manusia. Selain karena memiliki rasa yang enak, jamur tiram juga memiliki nilai gizi yang tinggi. Di dalam Jamur tiram terkandung protein sebanyak 19 – 35 % dari berat kering jamur, dan karbohidrat sebanyak 46,6 – 81,8 %. Selain itu jamur tiram mengandung tiamin atau vit. B1, riboflavin atau vit. B2, niasin, biotin serta beberapa garam mineral dari unsur-unsur Ca, P, Fe, Na, dan K dalam komposisi yang seimbang. Bila dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram, lemaknya 25,0 gram, namun karbohidratnya 0,0 gram, maka kandungan gizi jamur masih lebih komplit sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan umat manusia.
Selain bermanfaat dari sisi penyedia bahan pangan, jamur tiram juga bermanfaat dalam pengobatan, diantaranya :
• Dapat menurunkan tingkat kolesterol dalam darah.
• Memiliki kandungan serat mulai 7,4 % sampai 24,6% yang sangat baik bagi pencernaan.
• Dan yang tidak kalah penting bisa juga untuk antitumor dan antioksidan.
Jamur tiram tumbuh pada serbuk kayu, khususnya yang memiliki serat lunak seperti jenis kayu albasiah. Tetapi untuk daerah sumatera banyak petani menggunakan serbuk kayu karet karena banyk terdapat kebun karet yang ditang kayunya apabila sudah tidak produktif lagi guna peremajaan. Selain itu, bisa juga ditumbuhkan pada jerami padi, limbah kapas, limbah tebu, limbah sawit, daun-daunan, dll, yang memiliki kandungan serat. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur tiram adalah 20 – 28C, dengan kelembaban 80 – 90 %. Pertumbuhan jamur tiram tetap membutuhkan cahaya matahari tidak langsung, sirkulasi udara yang baik, dan tempat yang bersih.
LATAR BELAKANG
Latar belakang pengembangan usaha budidaya jamur tiram ini diantaranya :
1. Budidaya jamur tiram memiliki peluang bisnis yang baik. Permintaan pasar yang tinggi serta ruang lingkup usaha yang terus berkembang ke berbagai daerah di Indonesia, memudahkan para pembudidaya memasarkan hasil produksi jamur tiram.
2. Tantangan akan ketersediaan pangan sehat bergizi dengan kuantitas yang banyak, terjangkau berbagai kalangan, serta berkesinambungan mampu dijawab salah satunya melalui budidaya jamur ini.
3. Sistem budidaya jamur yang bisa dilakukan secara vertikal (model rak) menjadi kelebihan utama dibandingkan budidaya sayuran lainnya karena mampu menghemat lahan secara signifikan.
4. Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial pertanian yang dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Bahan baku yang dibutuhkan termasuk mudah diperoleh seperti serbuk gergajian kayu, dedak dan kapur, sementara proses budidaya sendiri tidak membutuhkan berbagai pestisida atau bahan kimia lainnya.
5. Alat atau sarana produksi murah,seperti cangkul,ember,spatula,plastik dan untuk sterilisasi media bisa menggunakan bahan bekas seperti drum bekas.
6. Sub usaha yang beragam mulai dari usaha pembuatan bibit jamur, usaha budidaya jamur dan kuliner jamur (hulu ke hilir), pengepul dan pedagang jamur, sehingga  dapat membuka banyak peluang serapan tenaga kerja terutama bagi masyarakat daerah sekitar pertanian jamur tiram.
VISI
Menjadikan industri jamur tiram sebagai bisnis yang  bersinergi dengan masyarakat petani jamur melalui model usaha dari hulu ke hilir.
MISI
1. Mengembangkan sistem usaha yang kokoh sehingga terjalin kerjasama saling menguntungkan antara pengelola usaha dan mitra usaha.
2. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar baik sebagai karyawan tetap maupun pekerjaan tambahan.
3. Membantu meningkatkan taraf hidup petani dengan menghasilkan bibit jamur berkualitas baik
4. Membangun pusat pelatihan dan pendampingan bagi petani jamur maupun masyarakat umum, di Bandar lampung dan di Indonesia pada umumnya.
5. Membentuk plasma-plasma tani dan asosiasi petani jamur sehingga mampu pengoptimalkan produk yang dihasilkan baik dari segi harga maupun ketersediaan hasil produksi.
6. Memperkenalkan jamur tiram secara luas kepada masyarakat melalui pendekatan produk-produk olahan.
MODEL USAHA
Usaha jamur tiram dibagi menjadi 3 inti usaha yaitu
1. Produksi bibit jamur (usaha hulu),
2. budidaya jamur, dan
3. olahan jamur (usaha hilir).
Dengan menjalankan ketiganya secara terintegrasi diharapkan dapat tercapai industri jamur yang kokoh dan berkesinambungan. 
PROSPEK PASAR
Peluang untuk membudidayakan jamur tiram di Indonesia terbuka lebar. Hal ini tidak terlepas dari tingginya permintaan pasar dalam negeri dan luar negeri yang meningkat dari waktu ke waktu.
1. Permintaan jamur tiram di daerah Bandar Lampung dan sekitarnya mencapai 1.000 -1500 kg /hari. Adapun produksi jamur tiram di bandar Lampung baru dikisaran  mencapai 700kg – 1 ton /hari, sedangkan jumlah ini masih harus dibagi ke beberapa kota lain seperti pringsewu,hanura,sidomulyo dll.
2. Pasar jamur tiram saat ini telah meluas di sekitar lahat, dan palembang sehingga diperlukan produksi jamur tiram dalam skala besar.
3. Perkembangan usaha jamur yang semula terkonsentrasi di pulau jawa mulai menyebar ke seluruh Indonesia terutama Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
4. Produk olahan jamur masih sangat jarang ditemui bahkan di kota kota besar sekalipun. Sebagai contoh di Bandar lampung yang banyak wisata kuliner saja, kuliner jamur masih sangat minim.
PROYEKSI PENGEMBANGAN USAHA
Usaha ini digolongkan sebagai usaha kecil menurut banyak pakar dan pengamat ekonomi, namun usaha tersebut dipandang sebagai tulang punggung dalam salah satu pemulihan ekonomi Indonesia. Untuk itu pengembangan budidaya jamur ini akan dibagi dalam tiga tahap, yaitu: tahap industri kecil awal, tahap industri kecil lanjut, dan tahap industri menengah. Penjelasan mengenai ketiga tahap industri tersebut adalah sebagai berikut :
Tahap Industri Kecil
1. Tahap ini merupakan langkah awal menuju terbentuknya industri padat karya yang kuat dan kokoh
2. Menerapkan standar produksi yang tepat untuk mengoptimalkan hasil budidaya jamur
3. Penambahan tenaga kerja
Tahap industri kecil awal ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri kecil yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Investasi untuk tahap industri kecil awal antara 300 juta hingga 1 milyar rupiah.
Tahap Industri Kecil Lanjut
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap industri kecil awal. Pada tahap inilah model usaha dari hulu ke hilir mulai dibangun. Pembangunan difokuskan pada 3 inti usaha yaitu
1. Pembuatan pusat produksi bibit (Laboratorium bibit)
2. Perluasan kapasitas produksi dan budidaya jamur
3. Pembuatan rumah produksi kuliner dan turunannya (booth, gerai kuliner)
Industri ini diharapkan mampu menyerap banyak tenaga kerja, mulai dari pekerja kasar di bagian produksi hingga profesional di bagian laboratorium, pemasaran, R & D dan administrasi. Investasi yang dibutuhkan untuk tahap industri kecil lanjut ini berkisar antara 1 milyar hingga 3 milyar rupiah.
Tahap Industri Menengah Nasional
Secara umum, tahap industri menengah adalah perluasan dari industri kecil, mulai dari sistem, kapasitas produksi hingga ekspansi distribusinya. Tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan ekspor. Tahap ini diharapkan mampu menyerap sedikitnya 100 tenaga kerja. Investasi yang diperlukan masih dalam analisis.
Lokasi usaha : Bandar Lampung.

0 Response to " "

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel